Wednesday, October 9, 2019

Produksi

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Manusia sebagai makhluk hidup tentunya membutuhkan makan dan minum guna memprtahankan kelangsungan hidup. Untuk itu manusia harus bekerja,banting tulang tiap harinya demi mendapatkan uang. Uang tersebut digunakan untuk membeli kebutuhan hidup,baik sandang, papan maupun pangan. Manusia disebut sebagai manusia sejahtera ketika sudah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya seorang suami yang sudah mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, istri dan anak-anaknya.
Barang dan jasa merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi manusia baik secara individu maupun kelompok. Manusia pun melakukan kegiatan ekonomi, dimana manusia itu berusaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian sumber daya masyarakat. Kegiatan ekonomi merupakan gejala bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Cara yang dimaksud tersebut berkaitan dengan semua aktivitas orang dan masyarakat yang berhubungan dengan produksi, distribusi, penukaran, dan konsumsi barang-barang ataupun jasa-jasa langka.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan ruang lingkup produksi menurut islam?
2.      Apa saja faktor produksi?
3.      Apa manfaat produksi?
4.      Bagaimana motivasi produsen dalaam produksi?
5.      Apa nilai-nilai produksi?







BAB II
PEMBAHASAN

1.    Pengertian dan ruang lingkup produksi menurut Islam
Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Pada saat kebutuhan manusia masih sedikit dan sederhana, kegiatan produksi dan konsumsi sering kalidilakukan oleh seseorang sendiri.Seseorang memproduksi sendiri barang dan jasa yang diproduksi. Namun seiring dengan semakin beragamnya kebutuhan dan keterbatasan  sumber daya maka seseorang tidak dapat lagi memproduksi sendiri barang dan jasa yang dibutuhkannya, sehingga ia membutuhkan pihak lain untuk memproduksi apa yang menjadi kebutuhan tersebut.  Produksi dalam ilmu ekonomi mencakup tujuan  kegiatan menghasilkan outputserta karakter- karakter yang melekat padanya.[1]
Salah satu yang dilakukan dalam proses produksi adalah menambah nilai guna suatu barang atau jasa. Dalam Kegiatan menambah  nilai guna  barang atau jasa ini, dikenal lima kegunaan yaitu:
a.    Guna dasar, yaitu kegunaan benda karena benda itu merupakan bahan untuk membut benda lain.
b.    Guna bentuk, yaitu kegunaan benda yang terjadi karena adanya perubahan bentuk pada benda tersebut.
c.    Guna tempat, yaitu kegiatan produksi yang menggunakan tempat-tempat dimana suatu barang  memiliki nilai ekonomis.
d.   Guna waktu, yaitu kegunaan benda ini terjadi karena adanya waktu.
e.    Guna milik, yaitu kegiatan produksi yang memanfaatkanmodal yang dimiliki untuk dikelola orang lain dan dari hasil tersebut ia mendapatkan keuntungan.[2]
Kemudian berikut ini beberapa pengertian produksi menurut para ekonom muslim kontemporer, antara lain :
a.    Kafh mendefinisikan produksi dalam prespektif islam sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam agama islam, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
b.    Mannan menekankan pentingnya motif altruisme bagi produsen yang islami sehingga ia menyikapi dengan hati-hati konsep Pareto Optimality dan Given Deman Hypothesis yang banyak dijadikan sebagai konsep dasar produksi dalam ekonomi konvensial.
c.    Rahman menekankan pentingnya keadilan dan kemerataan produksi.
d.   Siddiqi mendefinisikan produksi sebagai penyediaan barang dan jasa dengan memperhatikan nilai keadilan dan kemanfaatan bagi masyarakat. Dalam pandangannya, sepanjang produsen telah  bertindak adil dan membawa kebijakan bagi maasyarakat maka ia telah bertindak islami.
e.    Dr. Abdurrahman Yusro Ahmad, dalam bukunya Muqaddimah fi ‘ilm al-iqtishad al-islam. Ialebih jauh menjelaskan bahwa dalam melakukan proses produksi hanya mengacu pada nilai utility dan masih dalam bingkai nilai halal serta tidaak membahayakan bagi diri seseorang ataupun sekelompok masyarakat.
f.     Taqiyuddin An-Nabhani, dalam bukunya An-Nizham Al-Iqtishadi fi Al-Islam memahami produksi itu sebagai sesuatu yang mubah dan jelas berdasarkan As-Sunnah.[3]
g.    Ul Haq menyatakan bahwa tujuan dari produksi adalah memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang merupakan fardlu kifayah, yaitu kebutuhan yang bagi banyak orang pemenuhnya bersifat wajib.
        Dari berbagai definisi diatas, maka bisa disimpulkan bahwa kepentingan manusia, yang sejalan dengan moral islam, harus menjadi fokus atau target dari kegiatan produksi. Produksi adalah proses mencari, mengalokasikan dan mengolah sumberdaya menjadi output dalam rangka meningkatkan maslahah bagi manusia. Oleh karena itu, produksi juga mencakup aspek tujuan kegiatan menghasilkan output serta karakter-karakter yang melekat pada proses dan hasilnya.[4]
2.   Faktor – faktor Produksi dan Tujuan Produksi
          Menurut para ahli ekonomi, faktor produksi  tediri atas empat macam, yaitu:
a.     Faktor produksi alam     : tanah, air, udara, cahaya.
b.    Faktor tenaga modal        : uang dan barang/benda.
c.     Faktor tenaga manusia    : pikiran dan jasmani
d.    Faktor tenaga organisasi kecakapan mengatur.[5]
Kegiatan produksi merupakan respon terhadap kegiatan konsumsi, atau sebaliknya. Produksi adalah kegiatan menciptakan suatu barang atau jasa, sementara konsumsi adalah pemakaian  atau pemanfaatan hasil produksi tersebut. Kegiatan produksi dan konsumsi merupakan sebuah mata rantai yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, kegiatan produksi harus sepenuhnya sejalan dengan kegiatan konsumsi. Apabila keduanya tidak sejalan, maka tentu saja kegiatan ekonomi tidak akan berhasil  mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya, dalam konsumsi kita dilarang untuk memakan atau meminum barang barang yang haram, seperti alcohol, daging babi, bangkai. Binatang yang tidak disembelih atas namaAllah, dan binatang buas. Seorang konsumen yang berperilaku islami juga tidak boleh melakukan israf, tetapi hendakya konsumsi dilakukan dalam takaran moderat.
Perilaku konsumen yang seperti ini tentu akan sulit terwujud apabila kegiatan produksinya tidak sejalan. Misalnya produksi (dan mata rantainya seperti pemasaran) alcohol yang marak, kemudian produsen memasarkan alcohol tersebut sedemikian rupa (dengan cara menarik) sehingga kemungkinan perilaku konsumen akan terpengaruh. Dalam situasi seperti ini implementasi perilaku konsumen yang islami sulit direalisasikan.Jadi perilaku produsen harus sepenuhnya sejalan dengan perilaku konsumen.
           Tujuan seorang konsumen dalam mengonsumsi barang dan jasa dalam perspektif ekonomi islam adalah mencari maslahahmaksimum daan produsen pun juga harus demikian. Dengan kata lain tujuan kegiatan adalah menyediakan baranng dan jasa yang memberikan maslahah maksimum bagi konsumen. Secara lebik spesifik, tujuan kegiatan produksi adalah meningkatkan kemaslahatan yang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk diantaranya:
a.   Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat;
b.  Pemenuhan kebetuhan masyarakat dan pemenuhannya;
c.   Menyiapkan persediaan barang atau jasa di masa depan;
d.  Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial daan ibadah kepada Allah.[6]

3.  Fungsi produksi
           Fungsi produksi merupakan hubungan antara jumlah output maksimum yang bisa diproduksi dan input yang diperlukan guna menghasilkan output tersebut, dengan tingkat pengetahuan teknik tertentu.[7] Dalam ilmu ekonomi dinyatakan bahwa fungsi produksi merupakan landasan teknis bagi suatu proses produksi yang dimaksud dengan kombinasi penggunaan dari beberapa faktor produksi untuk menghasilkan suatu barang tertentu.[8]
           Fungsi produksi dapat diartikan juga sebagai suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dengan tingkat (kombinasi) penggunaan input-input. Secara matematis fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q = f (K L R T)
           
Q: Quantity (jumlah barang yang dihasilkan)
f  :Fungsi(simbol persamaan fungsional)
K : Capital (modal atau sarana yang digunakan)
L : Labour (tenaga kerja)                   
R: Resources (sumber daya alam)
T : Technology (teknologi dan kewirausahaan)         
Q adalah output, sedangkan K, L, R, dan T merupakan input. Besarnya jumlah output yang dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penggunaan jumlah input C(modal), L (tenaga kerja) dan R(sumber daya alam) ataupun meningkatkan T(teknologi). Untuk memperoleh hasil yang efisien, produsen dapat melakukan penggunaan input yang lebih efisien.
Dalam penerapannya , hubungan input dan output dapat pisahkan secara lebih khusus. Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan alat-alat pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi). Untuk meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut maka harus ditingkatkan penggunaan input seperti tanah yang luas, menambah tenaga kerja, menambah jumlah pupuk, menambah penggunaan pestisida, dan lain sebagainya. Atau cara lain yaitu dengan meningkatkan teknologi pertanian. Untuk menghasilkan barang atau output dapat dilakukan dengan menggunakan hanya satu input saja, dua atau lebih input.
Biaya produksi jangka Pendek
Jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya. Biaya produksi dalam jangka pendek antara lain.
1)    Dalam hubungannya dengan tujuan biaya
 Yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. .Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan produksi di bagi mejadi 2 yaitu
a)    Biaya Langsung (direct cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu.
b)    Biaya tidak Langsung (indirect cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu.
2)    Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
a)    Biaya Total (TC)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total merupakan jumlah anara biaya variabel dan biaya tetap. TC = FC + VC.
b)    Biaya Variabel (VC)
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan volume output operasi perusahaan. Sebagai contoh adalah bahan baku.
c)    Biaya Tetap (FC)
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Sebaga contoh sewa tanah, biaya abondemen, dan biaya pemiliharaan pajak.
Biaya Produksi Jangka Panjang
Sebagaimana telah dikemukakan dalam konsep produksi jangka panjang, bahwa dalam produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel. Jadi, tidak ada input tetap. Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya variabel (variabel cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan. Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan. Faktor-faktor produksi tersebut adalah: faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas angkutan, dan faktor tenaga kerja.
a)    Biaya Total (jangka panjang)
adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variabe. LTC = LVC dimana LTC(long run total cost) dab LVC (long run variabel cost).
b)    Biaya Marjinal
Adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. LMC=ΔLVC/ΔQ dimana LMC(long run margin cost) Q(output).
Penentuan biaya produksi
  1. Biaya historis : yaitu penentuan biaya produk dengan mengumpulkan semua biaya yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah operasi pembuatan produk selesai
  2. Biaya sebelum pembuatan : suatu cara penentuan biaya pembuatan produk sebelum produk tersebut dibuat.
Biaya ini terbagi atas :
    1. Biaya anggaran : berdasarkan kegiatan masa lalu dan perkiraan kegiatan pada masa yang direncanakan.
    2. Biaya standar : berdasarkan standar-standar pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Harga pokok standar : harga pokok yang telah ditentukan sebelum proses produksi dilaksanakan.
Tujuannya adalah :
a)      Pengendalian biaya dan jika memungkinkan menguranginya.
b)      Pengukuran efesiensi
c)      Penyederhanaan prosedur pembiayaan
d)     Penilaian persediaan
e)      Penentuan harga jul.
Cara penentuan biaya standar :
a)      Berdasarkan rata-rata biaya yang terjadi pada masa lalu
b)      Berdasarkan biaya terendah yang terjadi pada masa lalu
c)      Berdasarkan biaya yang berasal dari anggaran pada suatu kondisi operasi yang normal
d)     Berdasarkan biaya ideal yang terjadi pada efesiensi maksimum
e)      Berdasarkan biaya yang dapat dicapai pada kondisi operasi yang baik.

           Sebagai contoh, seorang ahli pertanian memiliki sebuah buku mengenai pertanian, pada buku tersebut fungsi produksi digambarkan sebagai kombinasi tanah dan tenaga kerja untuk memproduksi bermacam-macam kuantitas jagung. Satu halamannya menjelaskan kombinasi tanah dan tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi 100 gantang jagung, sedang halaman lainnya mnunjukkan daftar kombinasi input untuk memproduksi 200 gantang jagung, dan seterusnya.[9]
Kurva teori Produksi
a.       Tahap I menunjukkan tenaga kerja yang masih sedikit, apabila ditambah akan meningkatkan total produksi, produksi rata-rata dan produksi marginal.
  1. Tahap II Produksi total terus meningkat sampai produksi optimum sedang produksi rata-rata menurun dan produksi marginal menurun sampai titik nol.
  2. Tahap III Penambahan tenaga kerja menurunkan total produksi, dan produksi rata-rata, sedangkan produksi marginal negatif.


 
 kurva Isoquant
a. kurva produksi sama (isoquant)
  Isoquant menunjukkan kombinasi 2 macam input yang berbeda yang menghasilkan output yang sama.
Cirri-ciri isoquant
         Mempunyai kemiringan negatif
         Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output
         Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya
         Isoquant cembung ke titik origin.


4.    Motivasi Produsen Dalam Berproduksi
           Kitab Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam artian yang luas.Al-Qur’an menekankan manfaat dari barang yang diproduksi.Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan hidup manusia.Berarti barang itu harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan bukannya untuk memproduksi barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia, karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut ianggap tidak produktif.Hal ini ditegaskan Al-Qur’an yang tidak memperbolehkan produksi barang-barang mewah yang berlebihan dalam keadaan apapun.
           Namun demikian, secara jelas peraturan ini memberikan kebebasan yang sangat luas bagi manusia untuk memperoleh kekayaan yang lebih banyak lagi dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Dengan memberikan landasan rohani bagi manusia, sehingga sifat manusia yang semula tamak dan mementingkan diri sendiri menjadi terkendali.
           Sifat ketamakan manusia  menjadikan keluh kesah, tidak sabar dan gelisah dalam perjuangan mendapatkaan  kekayaan. Dan dengan begitu memacu manusia untuk melakukan berbagai aktifitas produktif. Manusia akan semakin giat memuaskan  kehendaknya yang terus bertambah, sehingga akibatnya  anusia cenderung melakukan kerusakan dibidanng produksi.
           Mengacu pada pemikiran As-Syaitibi, bahwa dasar manusia harus mencakup lima hal, yaitu terjaganya kehidupan beragam (ad-din), terjaganya jiwa(an-nafs), terjaminnya berekreasi dan berfikir(al-‘aql), terpenuhinya kebutuhan materi(al-mal), dan keberlangsungan  meneruskan keturunan(an-nasl). Maka orientasi yang dibangun dalam melakukan produksi adalah tindakan yang seharusnya  dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi muslim dalam mengarahkan kegiatan produksinya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang lima tersebut.
           Dalam ekonomi konvensional, motivasi utama bagi produsen dalam mencari keuntungan materi (uang) secara maksimal sangat dominan, meskipun saat ini sudah berkembangn bawasannya produsen tidak hanya bertujuan mencaru keuntungan maksimal semata. Namun tetap  secara  konsep pridusen dalam ekonomi konvensional selalu menitikberatkan pada penggandaan materi yang akan didapat oleh perusahaan. Oleh karenanya produsen adalah seorangprofit seeker sekaligus profit maximizer. Strategi, konsep dan teknik berproduksi semuanya diarahkan untuk mencapai keuntungan maksimum, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Milton Friedman menunjukkan bahwa satu-satunya fungsi bisnin adalah untuk melakukan aktifitas yang ditunjukkan dalam rangka meningkatkan keuntungan.[10]
5.    Nilai-Nilai Islam dalam Produksi
           Nilai-nilai islam yang releven dengan produksi dikembangkan dari nilai-nilai utama dalam ekonomi islam, yaitu khalifah dan adil. Secara lebih terperinci nilai-nilai islam dalam produksi meliputi:
a.    Berwawasan jangka panjang, hal ini berarti produsen dalam memproduksi tidak hanya berorientasi keuntungan jangka pendek, namun juga harus berorientasi jangka panjang.
b.    Menepati janji dan kontrak. Seorang produsen muslim tidak akan pernah menghianati kontak kerja yang akan di sepakati demi mencari keuntungan yang lebih besar.
c.    Memenuhi takaran, ketetapan, kelugasan dan kebenaran. Seorang produsen muslim harus jujur dalam menakar, hal ini akan berimbas pada peningkatan kepercayaan konsumen dan produsen.
d.   Berpegang tegas pada kedisipllinan dan dinamis. Seorang produsen harus disiplin dalam bekerja, sehingga ia mampu memenuhi batas waktu setiap kontrak kerjanya.
e.    Memuliakan prestasi atau produktifitas. Semakin tinggi tingkat produktifitas maka semakin besar pula rewart yang diterima individu tersebut.[11]




BAB III
KESIMPULAN
            Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Pada saat kebutuhan manusia masih sedikit dan sederhana, kegiatan produksi dan konsumsi sering kalidilakukan oleh seseorang sendiri.Seseorang memproduksi sendiri barang dan jasa yang diproduksi.
  Menurut para ahli ekonomi, faktor produksi  tediri atas empat macam, yaitu:
a.       Faktor produk alam     : tanah, air, udara, cahaya
b.      Faktor tenaga modal   : uang, barang/benda
c.       Faktor tenaga manusia: pikiran dan jasmani
d.      Faktor tenaga organisasi kecakapan mengatur
            Fungsi produksi merupakan hubungan antara jumlah output maksimum yang bisa diproduksi dan input yang diperlukan guna menghasilkan output tersebut, dengan tingkat pengetahuan teknik tertentu. Dalam ilmu ekonomi dinyatakan bahwa fungsi produksi merupakan landasan teknis bagi suatu proses produksi yang dimaksud dengan kombinasi penggunaan dari beberapa faktor produksi untuk menghasilkan suatu barang tertentu.
Nilai-nilai Produksi dalam Islam
a.       Berwawasan jangka panjang
b.      Menepati janji dan kontrak
c.       Memenuhi takaran, ketetapan, kelugasan dan kebenaran
d.      Berpegang tegas pada kedisipllinan dan dinamis




DAFTAR PUSTAKA

Al-Arif, Muhammad  Nur Rianto. 2011. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo:PT Era Adicitra  Intermedia.
Al-Kaaf, Abdullah Zakiy. 2002.  Ekonomi Dalam Perspektif Islam. Bandung:CV Pustaka Setia.
Samuelson, Paul A. 1992. Mikro Ekonomi. Jakarta:Erlangga.
Sudarso. 1992. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Suprayitno, Eko. 2008. Ekonomi Mikro Perspektif Islam. Malang:UIN Malang Press.
P3EI, tim penulis. 2013. Ekonomi Islam. Jakarta:PT Raja Grafindo.






[1] Tim penulisP3EI, Ekonomi Islam,(Jakarta: PT Raja Grafindo,2013), 230.
[2] Eko Suprayitno, Ekonomi Mikro Perspektif Islam,( Malang: UIN Malang Press,2008), 160-161
[3] M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: PT Era Adicitra Intermedika,2011), 160-164.
[4] Tim penulis P3EI, Ekonomi islam…, 230.
[5] Abdullah Zakiy Al-Kaaf, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), 79.
[6] Tim penulis P3EI, Ekonomi Islam, 231-233.
[7] Paul A. Samuelson, Mikro Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 1992), 128.
[8] Sudarso, Pengantar Ekonomi Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), 91.
[9]Paul A. Samuelson, Mikro Ekonomi, 128.
[10]M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, 167-169               
[11]Ibid, 173

Share it to your friends..!

Share to Facebook Share this post on twitter Bookmark Delicious Digg This Stumbleupon Reddit Yahoo Bookmark Furl-Diigo Google Bookmark Technorati Newsvine Tips Triks Blogger, Tutorial SEO, Info

0 comments "Produksi", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment

Anda peminat madu asli?
Kunjungi target='blank'>Amiriyah madu