Friday, February 26, 2010

EKONOMI ISLAM DAN MASALAH-MASALAHNYA

Pendahuluan
Allah telah menjadikan manusia sebagai wakilnya (khalifah) di atas bumi. Oleh karenanya, Allah menciptakan semua yang ada di atas bumi ini untuk dimanfaatkan bagi kepentingan umat manusia. Pemberian status ini dilengkapi dengan pemberian pedoman atau petunjuk bagi
mereka, agar bisa memperoleh keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Petunjuk Allah yang terakhir berbentuk ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.
Atas dasar ini, maka para ulama merumuskan bahwa tujuan umum syari’at Islam adalah untuk mewujudkan kemaslahatan umat manusia dengan memberikan perlindungan dan kecukupan bagi semua hal yang menjadi keniscayaan, kebutuhannya, dan kelengkapannya (tahqîq mashâlih al-nâs bi tawfîr dharûriyyâtihim wa hâjiyyâtihim wa tahsîniyyâtihim). Keniscayaan atau keperluan dasar manusia yang harus diwujudkan dan dijaga eksistensinya adalah agama (ad-dîn), akal (al-‘aql), jiwa (an-nafs), kehormatan (al-‘irdh), dan harta benda (al-mâl).
Pada hakikatnya harta itu milik Allah (real and absolute ownership), yang dititipkan kepada manusia (delegated and restricted ownership). Oleh karena itu, pencarian harta atau aktivitas ekonomi harus diniatkan untuk memperoleh karunia dan keridhaan Allah, yang berarti juga harus halal. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
“Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya.” (Q.S. al-Mulk: 15).

Pengertian Ilmu Ekonomi
Ilmu Ekonomi merupakan seni yang tertua didunia. Istilah ekonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Oikos Nomos, yang berarti tata laksana rumah tangga atau permilikan. Tokoh yang pertama sekali menulis permasalahan ekonomi adalah Aristoteles dari Yunani sehingga orang sekarang menyebutnya sebagai Ahli Ekonomi pertama. Sesudah melalui masa yang sangat panjang, barulah ilmu ekonomi mendapatkan bentuk serta takrif (definisi) yang mantap seperti sekarang ini. Di sini, ilmu ekonomi diartikan sebagai ilmu untuk memenuhi keinginan manusia yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas. Di dalam takrif ini, ternyatalah bahwa masalah utama dan setiap persoalan ekonomi adalah problem of choice (masalah pemilihan) diantara pelbagai alternatif penggunaan sesuatu barang.
Sementara itu, masalah perekonomian yang paling pokok meliputi tiga masalah yang fundamental dan saling berkait, yakni what, how, dan for whom goods should be produced, yang secara lengkap menunjukan hubungan yang erat antara produksi dengan konsumsi.
Menelusuri cerita lahirnya ilmu ekonomi barat, maka kita bertemu dengan Jean Baptiste Colbert dari prancis, yang melembagakan paham atau mazhab merkantilisme. Namun, paham ini akhirnya dirombak oleh Francois Quesnay yang bersama-sama dengan Jacques Turgot mengumumkan berlakunya system fisiokratisme di Prancis. Madzhab Quesnay inilah yang kemudian menarik perhatian Adam Smith, hingga akhirnya Smith menulis bukunya The Wealth of nations yang memuat ide pokok madzhab liberal. Madzhab ekonomi liberal yang diumumkan oleh Adam Smith ini menentang segala bentuk campur tangan pemerintahan dilapangan ekonomi. Salah satu teori Smith yang terrkenal didalam hal ini adalah Teori Tangan Gaib (the theory of invisible Hand). Ekonomi sebagai ilmu dinyatakan lahir bersamaan dengan saat terbitnya buku Smith itu, dan oleh karenanya Smith dinyatakan oleh orang sekarang sebagai Founder of Modern Economics .
Perjalanan ilmu ekonomi tidak berhenti dengan revolusi Adam Smith itu. Pemikirannya disusul oleh mereka yang melihat kelemahan teorinya. Para ahli ekonomi Jerman, dimotori oleh Marx, merasa amat kecewa dengan kinerja Liberalisme yang meletakkan rakyat kebanyakan sebagai sapi perahan para kapitalis. Mereka pun lalu memunculkan aliran ekonomi baru yang disebut komunisme. Di barat, muncul aliran Keynesian menjawab kegagalan liberalisme yang dimunculkan oleh Smith yang telah melahirkan malaise, dan bahkan menyebutnya sebagai klasik. Akan tetapi pemikir-pemikir klasik malah menyambutnya dengan memunculkan paham neo-klasik.
Paham Kainesiyan dan Neo klasik ini akhirnya diberlakukan bersama-sama oleh banyak Negara. Namun, kegagalan ekonomi masih juga terjadi dimana-mana. Rupanya umat manusia sedang menunggu lahirnya sebuah aliran ekonomi baru
Masalah Ekonomi
Masalah ekonomi itu mengalami banyak perkembangan. Masalah ekonommi dizaman yang terdahulu lebih sempit dari pada masalah-masalah ekonomi pada zaman-zaman sesudahnya sebab kebutuhan manusia pun bergerak dengan pola dan cara seperti itu pula.
Sebelum zaman merkantilisme, masalah ekonomi yamg timbul adalah: bagaimana mencukupi kebutuhan hidup berumah tangga. Pada zaman merkantilisme, masalah ekonomi meenjadi lebih luas lagi yaitu bagaimana caranya dapat diciptakan neraca dagang yang positif. Adam Smith merumuskan masalah ekonomi sebagai “setiap usaha manusia untuk menaklukan alam dan dalam usahanya menghasilkan kekayaan material.” Pada zaman sekarang masalah ekonomi yang dihadapi manusia sudah sedemikin luas dan kompleknya,yaitu alokasi sumber-sumber yang langka, diantara sekian banyak kemungkinan penggunaannya yang berbeda-beda.sehingga dapat dicapai kepuasan konsumen secara maksimal, serta untuk mencapai suatu keadaan tanpa adanya pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi yang stabil tanpa adanya gangguan inflasi.
Masalah ekonomi diatas bersifat makro, akan tetapi, tidak bisa terlepas dari adanya individu-individu. Adapun hal berikutnya yaitu perbuatan ekonomi, motif ekonomi, dan prinsip ekonomi, semuany harus diperhatikan, tidak saja hanya oleh seorang.
Kemudian, menurut pengertian ilmu ekonomi yang merupakan ilmu pemenuhan keinginan manusia yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas, maka yang menjadi permasalahan utama di sini adalah ketidak terbatasan keinginan manusia.
a. Ketidakterbatasan Keinginan Manusia
Manusia sebagai makhluk yang tidak pernah puas selalu menginginkan hal-hal di luaar kebutuhannya dalam kehidupannya. Menurut Maslow, setelah kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial dan harga diri manusia, manusia pasti menginginkan aktualisasi diri. Aktualisasi diri bersifat tidak terbatas yang pada akhirnya akan membuat manusia tidak pernah puas.
b. Keterbatasan Sumber Daya
Keterbatasan sumber daya di sini dapat diderivasikan ke dalam 3 sub pokok pembahasan.
1. Distribusi sumber daya yang tidak merata.
Distribusi sumber daya yang tidak merata antra individu merupakan salah satu penyebab kelangkaan relatif. Sumber daya ini meliputi sumber daya alam maupun manusia. Bentuk ketidakmerataan ini antara lain adanya ketidaksamaan potensi sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing daerah, misalnya di Surabaya banyak terdapat kawasan-kawasan industry, sedangkan di Ponorogo jarang terdapat industri.
2. Keterbatasan manusia.
Manusia, sekalipun tercipta sebagai makhluk yang memilki penciptaan di atas amkhluk lainnya di dunia, tetap memilki keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat dilampauinya. Misalnya, keterbatasan ilmu dan teknologi yang dikuasai manusia menyebabkan mereka hanya mampu mengolah kekayaan alam.
Untuk memecahkan masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, manusia haruslah bertindak dan berbuat. Apapun perbuatan itu baik untuk mencukupi kebutuhan pribadinya maupun untuk meraih keuntungan dalam usahanya, disebut sebagai Perbuatan Ekonomi. Motivasi yang mendorong seorang untuk melakukan perbuatan ekonominya itu disebut motif ekonomi. Misalnya seorang yang bekerja keras untuk memberi nafkah anak dan istrinya. Memberi nafkah anak dan istri itu adalah motif ekonomi. Sedangkan bekerja keras untuk mencukupi nafkah anak dan istri itu sebagai perbuatan ekonomi. Di dalam melakukan perbuatan ekonominya itu, orang berpegang teguh pada prinsip ekonomi, yaitu bahwa perbuatannya itu harus dilakukan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga dalam peralatan dan bekal yag tersedia dapat dicapai hasil yang sebesar-besarnya.
Dan untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi di atas, maka ekonomi Islam memilki beberapa solusi, yaitu:
1. Sifat Qona’ah
Qona’ah atau berpuas diri adalah suatu konsep yang diutarakan oleh Islam untuk mengatasi sifat manusia yang tidak pernah puas. Dengan didasari nilai-nilai Islam, maka sifat qona’ah dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang ada.
2. Konsep Maslahah
Maslahah adalah segala bentuk keadaan, baik material maupun non material yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Dengan maslahah, maka seorang manusia akan menggunakan sumber daya yang ada sesuai dengan maslahah manusia itu sendiri.
Penutup
Setelah pemaparan di atas, dapat kita ketahui bahwa dalam kehidupan ekonominya manusia memiliki masalah-masalah yang cukup rumit. Dan sebagai solusinya, Islam telah menawarkan konsep-konsep yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan demikian, semakin terbukti bahwa ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang paling sempurna.
Daftar Pustaka
An-Nabhani, Taqiyuddin, An-Nidhomu I-Iqtishadi Fi l-Islam (Ter: Membangun Sistem Ekonomi Alternatif; Perspektif Islam),
Rosyidi, Suherman, Pengantar Teori Ekonomi, Pendekatan Pada Teori Ekonomi Mikro Dan Makro, PT Raja Grafindo Persada Jakarta, 2006.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, cet. 1, 2008 PT Raja Grafindo Persada Jakarta.



Share it to your friends..!

Share to Facebook Share this post on twitter Bookmark Delicious Digg This Stumbleupon Reddit Yahoo Bookmark Furl-Diigo Google Bookmark Technorati Newsvine Tips Triks Blogger, Tutorial SEO, Info

1 comment:

Anda peminat madu asli?
Kunjungi target='blank'>Amiriyah madu