Monday, November 29, 2010

PARADIGMA

Pengertian Paradigma
Dalam bahasa inggris, berasal dari kata paradigm. Dari bahasa yunani, berasal dari kata para diegma, para (disamping, disebelah) dan dekynai (memperlihatkan yang berarti: model, contoh, arketipe, ideal).
Beberapa pengertian Paradigma menurut Kamus Filsafat (2005:779):
1. Cara memandang sesuatu.
2. Dalam ilmu pengetahuan: model, pola, ideal. Dari model-model inilah fenomen yang dipandang dijelaskan.
3. Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan atau mendefinisikan suatu studi ilmiah konkret. Dan ini melekat didalam praktek ilmiah pada tahap tertentu.
4. Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem riset.
Paradigm adlah pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut.
Menurut Kuhn, paradigma sebagai seperangkat kayakinan mendasar yang memandu tindakan-tindakan kita, baik dalam tindakan keseharian ataupun dalam tindakan ilmiah. Kuhn juga beranggapan bahwa teori-teori ilmiah dibangun sekitar paradigm-paradigma dasar, misalnya model tata surya untuk atom, dan perubahan-perubahan dalam teori ilmiah menurut paradigm-paradigma baru.
Pandangan Kuhn Tentang Ilmu
Gambaran Kuhn tentang cara ilmu berkembang dapat diringkaskan dalam suatu skema yang Open-ended, artinya sebuah akhir yang selalu terbuka untuk diperbaiki atau dikembangkan lebih lanjut. Skemanya adalah sebagai berikut :
Pra ilmu - ilmu biasa - krisis - revolusi - ilmu biasa baru - krisis baru
Aktivitas yang terpisah-pisah dan tidak terorganisasi yang mengawali pembentukan suatu ilmu akhirnya menjadi tersusun dan terarah pada saat suatu paradigma tunggal telah dianut suatu masyarakat ilmiah. Para pekerja pada suatu paradigma mempraktekkan natural sciene (ilmu biasa, menurut Kuhn). Para ilmuwan biasa akan menjelaskan dan mengembangkan paradigma dalam usaha untuk mempertanggungjawabkan dan menjabarkan prilaku beberapa aspek yang relevan dengan dunia nyata ini, sebagaimana diungkapkan lewat hasil-hasil eksperimen. Dalam melakukan ini, mereka tidak akan terelakan dari mengalami kesulitan dan menjumpai falsifikasi-falsifikasi. Apabila telah bebas dari kesulitan tersebut, maka berkembanglah keadaan krisis. Krisis teratasi apabila lahir paradigma yang baru sepenuhnya dan menarik makin banyaknya ilmuwan sampai akhirnya paradigma orisinal yang telah menimbulkan masalah itu dilepaskan. Perubahan terus-menerus dan terputus-putus itu merupakan revolusi ilmiah. Paradigma yang baru, yang penuh dengan janji tidak terkurung dari kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diatasi, sekarang lantas membimbing aktivitas ilmiah yang baru dan biasa sampai pada akhirnya ia pun jatuh pada kesukaran yang serius dan timbullah krisis baru yang diikuti oleh suatu revolusi baru.
Paradigm ilmu pada dasarnya berisi jawaban atas pertanyaan fundamental proses keilmuan manusia, yakni bagaimana, apa, dan untuk apa. Tiga pertanyaan dasar itu kemudian dirumuskan menjadi beberapa dimensi, yaitu: dimensi ontologism, dimensi epistemologis, dimensi axiologis, dimensi retorik, dimensi metodologis.


Share it to your friends..!

Share to Facebook Share this post on twitter Bookmark Delicious Digg This Stumbleupon Reddit Yahoo Bookmark Furl-Diigo Google Bookmark Technorati Newsvine Tips Triks Blogger, Tutorial SEO, Info

0 comments "PARADIGMA", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment

Anda peminat madu asli?
Kunjungi target='blank'>Amiriyah madu